Keutamaan Shalat Berjama'ah

 

Sahabat suluh agama dimanapun berada, seperti yang kita ketahui bahwa melaksanakan shalat berjamaah adalah salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Hadits-hadits kanjeng Nabi Muhammad SAW. mengungkap berbagai hikmah yang terkandung dalam menjaga shalat berjamaah. 

Shalat bukan hanya sekadar melaksanakan gerakan dan bacaan tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, tetapi juga harus tercermin dalam perilaku seorang hamba dalam kehidupan sehari-hari. Pengakuan kepada Allah SWT sebagai Tuhan dan kanjeng Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul harus terbukti melalui ketaatan terhadap semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.

Seseorang yang melaksanakan shalat berjamaah dengan khusyuk akan menumbuhkan perilaku keberagamaan yang baik, baik dalam hubungan dengan Allah SWT maupun hubungan dengan sesama manusia. Kedudukan shalat berjamaah dalam Islam merupakan sarana paling efektif untuk menghapus perbedaan status sosial di antara kaum Muslimin, menghilangkan sikap fanatik terhadap warna kulit, suku bangsa, dan keturunan.

Keutamaan melaksanakan salat berjamaah antara lain dijelaskan dalam hadis dari Ibnu Umar r.a:

قوله تعالى: عن ابن عمر أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: "صلاة الجماعة أفضل من صلاة الفذ بسبع وعشرين درجة." (رواه مسلم)

Artinya: Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Shalat berjamaah itu lebih utama daripada shalat sendirian sebanyak 27 derajat." (HR. Muslim)

Hadis ini menegaskan keutamaan shalat berjamaah dibandingkan dengan shalat sendirian. Nilai lebih dari shalat berjamaah yang mencapai 27 derajat menunjukkan betapa besar pahala dan keberkahan yang bisa diperoleh dari melaksanakannya. Keutamaan ini mendorong umat Islam untuk lebih sering melaksanakan shalat berjamaah, baik di masjid maupun di tempat lain yang memungkinkan, guna meraih keutamaan yang telah dijanjikan.

Sholat berjamaah juga memiliki fungsi penting dalam membangun hubungan kemanusiaan. Hubungan ini ditunjukkan melalui berbagai simbol yang ada di dalamnya, seperti keberadaan imam, makmum, serta barisan saf. Dalam sholat berjamaah, imam diibaratkan sebagai pemimpin yang harus diikuti oleh makmum. Ketika imam rukuk, makmum juga harus rukuk, dan seterusnya. Namun, kepatuhan makmum kepada imam tidak dilakukan secara buta. Jika imam membuat kesalahan dalam bacaan, gerakan, atau rukun sholat lainnya, makmum wajib mengingatkannya.

Begitu juga, jika imam tiba-tiba batal, sakit, atau mengalami kejadian luar biasa seperti lupa ingatan, makmum di belakangnya harus siap untuk maju menggantikan posisi imam. Selama sholat berjamaah, saf atau barisan tempat makmum berdiri harus lurus dan tidak boleh berbengkok-bengkok. Seperti dikisahkan oleh Ibnu Mas'ud, sahabat Nabi Muhammad SAW, suatu ketika saat hendak sholat berjamaah, Nabi menyentuh setiap bahu para sahabat sambil bersabda: "Luruskan safmu, jangan bengkok-bengkok. Saf yang bengkok-bengkok akan menyebabkan hatimu terpecah-pecah." (HR. Muslim).

 

 

Posting Komentar

My Instagram

Copyright © Daeng Abdul Blog. Designed by OddThemes